Batam (Detikkini.id) – Di bawah langit Batam yang membiru, suara peluit panjang menggema, menandai momen bersejarah bagi pertahanan laut Indonesia. Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, berdiri tegap di dermaga, tatapannya mantap ke arah kapal perang yang baru saja diresmikan: KRI Bung Hatta-370. Dengan semangat kebangsaan yang berkobar, kapal korvet buatan dalam negeri ini siap mengarungi lautan Nusantara, menjaga setiap jengkal perairan dengan gagah berani.
Simbol Kehormatan dan Kemaritiman
Di tengah riuh tepuk tangan, Laksamana Ali menjelaskan makna di balik nama kapal ini. Bung Hatta, sosok yang dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, tidak hanya seorang negarawan tetapi juga memiliki visi kemaritiman yang kuat. Dengan penyematan namanya pada kapal korvet ini, pesan patriotisme dan keberanian diwariskan kepada generasi penerus bangsa.
“Selain sebagai wujud penghormatan dan penghargaan kami kepada Dwi Tunggal, Sang Proklamator, ini juga menjadi pesan bagi generasi penerus untuk senantiasa melestarikan dan meneruskan semangat pengabdian tanpa pamrih kepada rakyat dan negara tercinta,” ujar Laksamana Ali dengan suara berwibawa.
Lebih Dari Sekadar Kapal Perang
KRI Bung Hatta-370 bukan sekadar kapal perang biasa. Dengan panjang 80,30 meter dan lebar 12,60 meter, kapal ini merupakan puncak inovasi teknologi pertahanan dalam negeri. Dibangun dalam waktu 20 bulan oleh PT Karimun Anugrah Sejati (KAS), kapal ini merupakan wujud nyata dari kemandirian industri pertahanan Indonesia.
Dengan sistem persenjataan canggih, kapal ini dilengkapi meriam 57 mm yang dapat ditingkatkan hingga 76 mm, serta dua unit meriam 20 mm. Tidak hanya itu, kapal ini juga diperkuat dengan surface-to-air missile, surface-to-surface missile, serta sistem torpedo untuk peperangan anti-permukaan, udara, dan bawah laut. Keberadaannya akan menjadi ujung tombak TNI AL dalam mengamankan perairan Indonesia dari ancaman eksternal.
Selain senjata, peperangan elektronika menjadi fitur unggulan lain yang disematkan pada kapal ini. Dengan Radar Electronic Counter Measures (R-ECM) dan Radar Electronic Support Measures (R-ESM), kapal ini mampu mendeteksi serta menangkis serangan musuh sebelum ancaman benar-benar mendekat.
Dari segi operasional, kapal ini memiliki kecepatan maksimum 25 knots, mampu bertahan selama lima hari di laut, dan dapat mengangkut hingga 82 personel. Dengan kecepatan yang mumpuni, KRI Bung Hatta-370 mampu merespons berbagai tantangan maritim dengan cepat dan tepat.
Kebangkitan Industri Pertahanan Lokal
Peluncuran KRI Bung Hatta-370 menandai era baru industri pertahanan dalam negeri. Indonesia tak lagi hanya sebagai konsumen alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari luar negeri, tetapi kini mampu menciptakan sendiri kapal perang yang siap bersaing di tingkat internasional.
Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto, Asisten Logistik KSAL, menegaskan pentingnya kapal ini dalam memperkuat kekuatan tempur TNI AL.
“Kapal ini tidak hanya memiliki kemampuan pertahanan udara yang tangguh, tetapi juga mampu melaju dengan kecepatan tinggi untuk merespons ancaman di perairan Indonesia. Kami juga telah melengkapinya dengan dua unit RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) guna mendukung operasi penyelamatan di laut,” ujarnya dengan optimisme.
Dengan meningkatnya ancaman keamanan di perairan Asia Tenggara, Indonesia membutuhkan armada yang kuat dan tangguh. KRI Bung Hatta-370 akan ditempatkan di Koarmada II, memperkuat barisan kombatan TNI AL dan memastikan bahwa setiap perairan Indonesia tetap berada di bawah kendali penuh bangsa sendiri.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Kehadiran KRI Bung Hatta-370 di jajaran TNI AL bukan hanya tentang peningkatan kekuatan militer, tetapi juga menjadi simbol bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam industri pertahanannya. Namun, tantangan tetap ada. Ke depan, Indonesia perlu terus berinovasi dalam menciptakan kapal perang yang lebih canggih, dengan daya tempur yang lebih tinggi, serta melibatkan lebih banyak tenaga ahli dalam negeri agar kemandirian alutsista semakin kokoh.
Di ufuk barat, mentari mulai meredup. Gelombang laut memantulkan sinarnya yang keemasan. KRI Bung Hatta-370, dengan gagahnya, mulai bersiap berlayar. Kapal ini bukan hanya besi dan baja, tetapi juga impian, harapan, dan kebanggaan bangsa. Di lautan luas, Indonesia tidak akan gentar. Dengan alutsista buatan anak bangsa, kedaulatan akan tetap terjaga.