Pendidikan – detikkini.id
Perkembangan teknologi secara kultural yang pesat menjadi perhatian serius untuk selalu diingatkan tentang fungsional yang tidak seharusnya terjadi.
Menelisik kedalam, pada status pelajar mahasiswa/i menjelang akhir-akhir penempuhan proses pendidikan terdapat penampakan cukup menyedihkan yang sangat menjamur di beberapa sosial media.
Pada suatu tagar sosial media kita dapat menemukan cuitan anonymous para peserta didik yang diharapkan dapat mengimplementasi pengetahuan yang diperoleh selama proses pembelajaran seakan menyerah dan mempercayakan susun paparan penelitian ilmiah untuk mengemban gelar sarjana (skripsi) kepada penyedia jasa (joki).
Dengan apa yang terjadi itu, tentu dapat mencederai wujud gelar seseorang yang berhasil diemban dikarenakan jika terbukti oknum pemanfaatan jasa tersebut dapat diragukan kredibilitas lulusan hasil (joki) serta sangat memprihatinkan dalam keberlangsungan sistem menumbuhkan generasi penerus sebagai pencipta inovasi membangun keberlanjutan segala aspek.
Menanggapi hal itu, wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Sumber Daya Manusia, Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto S.Si mewalili Universitas Katatolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kampus BSD, sangat menentang maraknya praktik perjokian dalam hal mencakup mahasiswa sebagai penyedia layanan maupun pengguna.
Dirinya menjelaskan, Unika atma Jaya menyediakan fasilitas untuk mencegah praktik perjokian yaitu dengan memperhatikan para mahasiswa dan memberikan pembimbingan bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi ini dengan baik.
“Pembimbingan tidak hanya dilakukan secara tatap muka di tempat, tetapi juga bisa dilakukan secara online. Semua mahasiswa dan dosen dibekali dengan fasilitas teknologi untuk mendukung hal ini seperti koleksi perpustakaan yang sangat lengkap, Microsoft Teams, Grammarly sampai dengan Turnitin,” ujarnya melalui sambungan whatsapp.
Sedangkan jika terbukti ada oknum mahasiswa/i terlibat praktik perjokian dalam hal mahasiswa sebagai penyedia layanan maupun pengguna. Wakil Rektor lulusan UGM itu menyampaikan ultimatum keras kepada yang dimaksud akan di tindak tegas dengan menjatuhkan sanksi akademik sampai dengan pencabutan status mahasiswa secara permanen.
“Unika Atma Jaya, akan melakukan langkah-langkah tindakan tegas penjatuhan sanksi-sanksi akademik kepada mahasiswa sebagai penyedia layanan maupun pengguna, seperti dikeluarkan dari kegiatan perkuliahan atau ujian, mendapatkan pengurangan nilai, pembatalan nilai dan dinyatakan tidak lulus, peringatan (tertulis), penghentian sementara status sebagai Mahasiswa, serta dikenakan status sebagai Mahasiswa percobaan sampai dengan pencabutan status Mahasiswa secara permanen,” ujar Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto S.Si.
Untuk diketahui, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya dalam pembentukan karakter peserta didik dalam proses pembelajaran memberikan banyak sekali fasilitas untuk mahasiswa.
Seperti hal Aktivitas Mahasiswa/i meliputi akademik maupun non akademik ini dirangkai menjadi sebuah proses yang disebut dengan Student Life journey (SLJ).
Student Life journey (SLJ) itu sendiri adalah Tahapan dari awal hingga akhir yang menggambarkan proses pengembangan diri serta keterlibatan dan partisipasi mahasiswa dengan Unika Atma Jaya, baik di tingkat universitas maupun fakultas sejak mengikuti proses penerimaan mahasiswa baru, menjalani berbagai aktivitas kampus dan perkuliahan hingga selesai.
Hasil yang diharapkan Unika Atma Jaya melalui Program Student Life journey (SLJ) ini, yaitu mahasiswa mempunyai keunggulan intelektual dan keunggulan karakter, serta menjadi lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang bersifat interdisipliner, inovatif, dan adaptif. (Red)