
Detikrepublika.id – Kabupaten Aceh Besar dikenal kaya akan kuliner tradisional yang mampu menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain kuliner tradisional, daerah ini juga terdapat ragam kuliner unik lainnya.
Salah satunya kuliner tradisional yaitu Rujak U Groh yang Berada di Kecamatan Indrapuri, Gampong Reukih, itu berada tepat di tepi jalan Banda Aceh Medan.
Kuliner tersebut di jual di pondok sederhana yang di apit pemandangan hijaunya persawahanan masyarakat sekitar.
Jika kita berpergian dari kota Banda Aceh hanya berjarak 23,5 kilometer, pengunjung hanya dapat menempuh perjalanan sekitar 35 menit. Di situ, ada jenis kuliner yang sangat unik, ya itu, Rujak U Groh.
Rujak ini berbeda dari biasanya. Yang sering dijumpai rujak yang berbahan dasar aneka ragam buah-buahan dengan bumbu cabai, kacang dan gula merah.
Namun, rujak U Groh ini tegolong unik, pasalnya bahan dasar yang digunakan adalah batok kelapa dari kelapa yang masih sangat muda dan umbut (bagian dalam pucuk pohon kelapa) yang bewarna putih yang rasanya sangat gurih.
Ini yang membuat Rujak U Groh di tempat tersebut berbeda. Umbut kelapa dengan rasa yang masih gurih itu membuat rujak U Groh makin memberikan sensasi yang luar biasa.
Begitu pula dengan bumbunya, bumbu yang digunakan cukup sederhana namun mampu memberikan rasa yang luar biasa, yaitu hanya menggunakan cabai rawit, dan gula merah, garam serta ditambahkan sedikit perasan jeruk nipis dan buah batok. Untuk yang tidak suka pedas itu bisa di sesuai dengan selera yang di inginkan. Dengan campuran bahan seperti itu, jadilah kolaborasi rasa manis, pedas, asam, dan gurih.
Di tempat itu, Terlihat banyaknya pengunjung yang silih berganti masuk ke dalam pondok untuk menikmati rujak u groh. Karena salah satu menu favorit disitu yaitu rujak u groh.
Selain menikmati lezatnya Rujak u groh, kita juga bisa menikmati pemandangan sekitar berupa hamparan sawah yang hijau. Sehingga pengunjung menambah sensasi kala mencicipinya.
Nafis, salah satu penjual U groh di Pondok yang berada di Gampong Reukih tersebut mengatakan, pondok itu sudah berdiri sejak 3 bulan setelah Gampa dan Stunami yang melanda Aceh Pada 2004 silam.
Adapun ide rujak U Groh ini, menurutnya waktu itu ada agen kelapa muda yang membawa kelapa tersebut untuk di jual ke tempatnya, lalu setelah dikupas kelapa tersebut masih sangat muda (u groh) . Sehingga dari situlah mempunyai ide untuk meracik u groh tersebut menjadi rujak. Katanya.
Dan makanan ini juga tergolong makan zaman dulu yang sering di makan oleh orang-orang tua kita masa lalu.
“Alhamdulillah makanan ini juga di sukai oleh semua kalangan, baik yang muda maupun yang tua,” ucapanya.
Selain itu, rujak u groh ini juga bisa dijadikan sebagai obat, yakni obat diabetes, dan obat sakit kepada. Jika lagi sakit Kepala kita makan rujak u groh ini rasanya sejenak hilang sakit. Apalagi di racik dengan sedikit lebih pedas.
Proses pembuatannya rujak U Groh ini tergolong mudah, awalnya kelapa muda dipisahkan dari termpurungnya yang masih lunak dengan kulit dan airnya, lalu diiris-iris. Kemudian dicampurkan dengan bumbu rujak. Seperti gula, cabai, garam, gula aren, jeruk nipis, buah batok dan asam Jawa.
“Kelapa yang digunakan harus kelapa yang masih berusia muda, agar batok di dalamnya masih bisa kita pisahkan dan tidak keras kalau dimakan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nafis mengatakan rujak U Groh ini bukan hanya dicicipi dari masyarakat lokal saja, namun banyak juga dari penikmat kuliner dari negara luar juga ikut mencicipi.
“Dari minat masyarakat sendiri terbilang sangat banyak, bahkan pecinta kuliner dari daerah di luar Indrapuri pun lain juga ikut mencicipinya, katanya.
Ia juga mengatakan, dalam sehari tidak menentu habis kelapa untuk pembuatan rujak u groh. Tapi sebelum covid 19, kami bisa menghabiskan lebih dari 800 buah kelapa muda dan kelapa yang masih kecil (u groh) dalam sehari.
“Tapi sekarang agak susah sedikit, kadang sekarang laku hingga 300 buah kelapa saja dalam sehari susah.” Katanya.
Ia juga mengatakan, sekarang selama hadirnya jalan tol di Aceh juga salah satu penyebab turunnya omset. ” Maka sekarang omset kami menurun drastis, karena masyarakat lebih memilih lewat jalan tol, karena lebih cepat. Dulu sebelum jalan tol hadir, maka banyak yang singgah. Baik itu masyarakat biasa yang menggunakan jalan tersebut, dan juga orang-orang kantor yang pulang dari kota Jantho.”katanya.
Ia Berharap, semoga jalan itu maju lagi seperti dulunya, jadi pemerintah harus cari solusi, agar jangan sampai usaha masyarakat yang telah berdiri belasan tahun lalu dengan hadirnya Jalan Tol, bisa Mematikan Perekonomian Masyarakat Kecil.
“Intinya pembangunan jalan tol harus tetap memberi perhatian dan tidak melupakan perekonomian masyarakat kecil yang terdampak akibat daerahnya dilintasi jalan tol tersebut.” Katanya.
Untuk harganya per porsi cuma Rp 13 ribu. Kini, rujak U Groh ini diserbu dari berbagai kalangan, baik muda maupun tua.“Satu porsi, kita menghabiskan tiga kelapa muda,” lanjutnya.
Bagi yang ingin mencoba, penikmat kuliner bisa mengunjungi pondoknya yang dibuka mulai pukul 10.00 hingga 18.00 sore.
Sumber :(acehprov.go.id)